Senin, 30 Januari 2017

Untuk Kesekian Kalinya

Setelah beberapa waktu menghilang,malam ini kau kembali datang.Bertandang dengan wajah menyesal dan membawa seonggok kenangan.Bergegas membuka pintu hatiku tanpa mengetuk dan permisi,berlari ke arah ku tanpa peduli sekelilingmu,tanpa peduli hati yang tengah bernaung padamu,semunafik itukah cintamu? Spontan saja aku bekata "kukira kau telah lupa dengan pria malang ini" kau hanya membalas dengan senyum separuh kecewa,"haha tipuan apalagi ini?" Aku bertanya pada bodohku.
 Masih ku ingat beberapa bulan lalu kau pergi tanpa permisi,pergi dengan labuhan barumu,berkali kali berganti pria,aku tak tau pasti itu dampak dari kemunafikkanmu,terlalu banyak yang jatuh hati padamu,atau sekedar membuat si malang ini kembali meratapi sisa sisa kenangan,barangkali hanya tuhan yang tau pasti.
 Aku bukan lagi pria bodoh yang kau kenal dulu,semenjak kepergianmu aku banyak belajar apa itu kesetiaan,apa arti sebuah pengkhianatan,dan yang pasti adalah tentang aku yang tak pernah bisa kau cintai dalam hal apapun itu,terlebih soal materi.Tapi setidaknya pria ini bisa menghadiahi bahagia lebih dari pria manapun yang pernah kau kenali,barangkali kau lupa akan hal itu.kau hanya mengidentikkan aku dengan kekuranganku saja.
 Berkali kali juga kau ingat kan aku dengan masa lalu kita,dengan hal apapun yang pernah kita lewatkan,apa maksudmu?kau kira aku akan kembali percaya? Haha kurasa kau nan munafik tak pantas diberi kesempatan kedua.
.
.
Terkadang cinta harus semunafik itu,terkadang cinta harus seegois itu,terkadang cinta harus setulus itu,cinta itu bodoh,sesekali menghadiahi tawa,berkali kali menuai luka,haha dalam hal apapun itu di fase ini kurasa aku tak ingin lagi mengenal cinta,di fase saat aku enggan jatuh cinta,dan kurasa aku mulai membenci cinta,terlebih mencintaimu kembali.dan kukira dicintai bukan lagi hal istimewa.
.
.
Selamat sore masa masa dahulu nan sekarang mendung

Senin, 23 Januari 2017

Balasan Untuk Sebuah Pengkhianatan

Kau pernah berkata bahwa cinta itu adalah kesucian,lantas mengapa kau gambarkan dengan kemunafikkan?kau pernah menegaskan bahwa cinta itu pengorbanan,dan sekarang kau biarkan aku terjerembam oleh tipuan di tengah perjalanan untuk memperjuangkanmu yang memperjuangkan cinta lain,di hati lain, demi bahagia yang lain.Kufikir aku tengah berlari menuju hatimu,namun pagi tadi kau sadarkan aku,"kau hanya diam di tempat,berlari sekencang kencang nya tanpa ada mobilitas sedikitpun",kau pun tertawa menatap aku yang bodoh ini.

 Kenapa harus pagi tadi?kenapa harus kau yang aku perjuangkan?kenapa? Pagi tadi kau berhasil membuat jantungku separuh berhenti berdetak,kau berhasil dengan jebakanmu,setelah berbulan-bulan dipadu nyaman kenapa tadi pagi kau baru berkata ada seseorang yang telah mendahului ku membahagiakanmu?atas dasar hubungan mu nan berantakan dan aku kau jadikan pelarian?atau beban otakmu yang nyaris penuh dan aku menjadi curahan oleh tumpahannya?haha jika iya,egomu luar biasa. Namun setidaknya lebih baik menelan pahit daripada harus dibahagiakan tawa yang membunuh perlahan,dan hidup hanya serangkaian siklus nanti kau akan rasa memperjuangkan yg tak ingin diperjuangkan dan menggenggam yang tak ingin di genggam itu menyebalkan.

 Berapa lama sakit ini akan selalu menghujamku?berapa dalam aku harus menyelam untuk menemukan lantas membuang nama mu yang ku letakkan di dasar palung hatiku?seberapa jauh aku harus berlari agar bisa lepas dari semua bayangmu?semua kisah pahit ini? Aku tak tau pasti akan itu semua, meskipun setiap luka punya durasi sendiri agar kembali sembuh tapi aku amat benci dengan prosesnya.

 Mencintai itu otodidak,tanpa kau beri pemahaman pun ia akan tetap berlangsung jika saja ia mau,tanpa kau paksa pun ia akan tetap berhenti jika ia tak diinginkan,atau jika ia bosan,dan mencintai itu semacam kebetulan,kebetulan yang kadang membahagiakan jika saja ia diberi labuhan seperti yang angan nya dambakan,namun bisa saja menyakitkan jika kau yang kembali menghadirkan,haha kau bebas tersinggung saat membaca artikel ini,ini memang ku tujukan untukmu,wanita termunafik yang pernah ku kenal.

 Sekarang bertindaklah lebih dewasa berhentilah menghadiahi ketulusan dengan penghianatan,ku harap kau tak lagi di perbudak oleh egomu,kau hidangkan manis akan cinta cinta di masa mendatang,lantas tertawa riang melihat aku menelan pahit dari sebuah hilang,sesekali kuharap tuhan berkenan mengganti hati kita,kau kenakan hatiku,ku kenakan hatimu,agar kau tau dihadapkan dengan harapan semu itu sepahit apa,dan aku bisa rasa sebahagia apa tertawa lepas diatas ratapan orang yang dibodohi harapan

  Selamat sore,semoga hari kalian menyenangkan dan semoga kisah kalian adalah rentetan kebahagiaan bukan kepiluan beruntun seperti yang aku rasakan.pesanku berhati hatilah menaruh cinta,sebab sebagian cinta itu munafik,meskipun sebenarnya munafik atau tidaknya cinta tergantung pemeran dan peran yang sedang ia mainkan,namun itu bukan sebuah jaminan.


Rabu, 18 Januari 2017

Dari Seorang Wanita Yang Tengah Merindukanmu

Selamat malam sayang... Hai sayang,sedang apa kau di surga sana?kuharap bahagia,masihkah kau temukan aku pada lamunanmu?masihkah aku menghiasi mimpi dalam tidur indahmu?adakah kau rasa rindu seperti yang aku rasa? Rasanya baru kemarin kita menikmati senja terakhir kita di pinggir dermaga,masih terasa nyata genggamanmu yang begitu erat pada jemariku,Masih begitu nyaman bahumu kala kujadikan sandaran,masih begitu hangat dekapmu menghantar senja yang tenggelam,dekapan yang bahkan tak pernah aku bayangkan itu dekapan terakhir darimu,dibawah sinar rembulan kemerahan yang merona,dibawah langit yang dimeriahkan bintang,kita saling berbagi tawa oleh beberapa canda nan sederhana,berkali kali kudengar kata "aku mencintaimu"terucap dari bibir hitamu,begitu tulus,begitu tentram suara serakmu melantunkannya.
 Sayang,cintaku masih utuh seperti pertama kali aku mengenalmu,pernah ku coba mencintai beberapa orang lelaki,hanya saja aku tak bisa membohongi hati dan pikiranku yang masih saja belum rela melepas kepergianmu,kenapa secepat itu kau kembali pada dekapan tuhan?ada banyak hal yang sebenarnya ingin ku ceritakan sayang,namun harus kembali kupendam sebab kita dipisah dunia yang berbeda. Aku rindu perhatianmu,tawamu, perlakuanmu,candamu,puisi-puisi yang biasa kau kirim untukku,dan ketabahanmu menghadapi wanita manja sepertiku.
 Sayang bagaimana dengan impian kita?tentang rumah kita di atas bukit sana,tentang dua orang anak kita yang lucu dan menggemaskan,tentang hari-hari tua kita yang membahagiakan dengan cucu di pangkuan
. Sudahlah sayang,tak usah kau hiraukan ratapan wanita manja ini,lanjutkan saja obrolanmu dengan tuhan,minta pada nya sebuah tempat untuk kita di surga sana,akan kurangkul erat ragamu yang telah lama ku rindukan,akan ku ceritakan setumpuk hal-hal yang sudah berdebu kupendam.kita nikmati kembali senja yang telah lama hilang,akan selalu ada nama mu pada setiap doa di penghujung sujudku,semoga itu tetap bisa mendekapmu,selalu ku tulis bagian bagian indah yang kita berdua pernah lalui,tunggu hingga saatnya tiba agar aku bisa kembali di sisimu,kuharap kau sabar menunggu. Singgahlah dalam mimpi pada tidur pulasku sayang,meski tak nyata setidaknya aku bisa lebih bahagia,meski palsu setidaknya bisa menggeser sedikit pilu yang selalu menghujamku
. Dari seorang wanita yang tengah terisak sendu ditengah malam kalut bertiraikan kabut,bersamaan dengan fikiran yang kusut saat bayangmu menjelma nyata,wanita yang tengah berselimut rindu di balik dingin nya dekapan temu yang tak jua bertamu,soal aku jangan kau khawatirkan lagi sayang,wanita manja mu dulu sekarang sudah lebih dewasa,beberapa biji foto mu di telepon genggamku masih bisa menenangkan egoku nan batu,beberapa puisimu masih bisa menjadi lantunan indah penghantar tidurku.

Blog ini untuk wanita yang malam tadi bercerita tentang rindu-rindu nya yang tenggelam,kala ingatan nya tertuju pada pria yang harus lebih dulu beristirahat di bawah sebidang tanah yang tertancapkan nisan,semoga tulisanku bisa sedikit menenangkan rindumu..



Selasa, 17 Januari 2017

Untuk Kalian

Inspirasi bukan hanya dari sebuah lokasi atau tempat,tak melulu dari lengkungan senja,bahkan kau dan secangkir kopi pun bisa menjadi inspirasi tak tertandingi oleh hal apapun yang pernah di sajikan bumi.
Maaf jika tulisan ku belum seindah puisi Sapardi atau sebebas puisi Chairil Anwar ,tapi setidaknya melalui beberapa baris tulisan ini bisa menjadi peredam hati yang tengah dilanda kontroversi dan bisa sedikit jadi penghibur,ratapan rinduku nan piatu.
Maaf juga jika tulisan ku masih tak bisa lepas dari rindu yang dipenjarakan,cinta yang selalu dihadiahi penghianatan,pahitnya sebuah kehilangan,atau rasa yang belum bisa berlabuh pada harapannya,bukan tak bisa lepas dari kenangan,tapi ia selalu memaksa otak ku untuk menyederhanakan lewat tulisan,lain kali akan ku tulis mengenai banyak hal,kalian tunggu saja,beberapa hal yang takdir gariskan lebih indah jika di sederhanakan,bagiku kenangan termasuk salah satu dari banyak hal itu,dan kau yang begitu sempurna tak akan pantas disederhanakan dengan hal apapun dan sesederhana apapun itu.
.
.
Teruntuk Tuhan yang masih memberi kesehatan dan kesempatan,kalian yang sudah pernah singgah dan membaca blogku,yang masih setia menanti blog blog selanjutnya,dan untuk kau yang pernah menghadirkan kenangan,serta kau yang tadi malam menginspirasi,memberi semangat otakku menulis kembali.
Terimakasih sebanyak banyak nya untuk kalian semua,apalah arti tulisan ku tanpa kalian semua

Sabtu, 14 Januari 2017

Di Sisi Kiri Persimpangan

Di sebuah malam kelam yang kian suram, malam yang kembali menyisakan aku dan segelintir sepi, malam yang kembali menyaksikan hati dan pikiranku lagi lagi tak sejalan, untuk kesekian kalinya aku kembali harus kembali menerima cibiran dari malam sebab aku kembali berkawan dengan secangkir kopi dan ribaan ribaan sunyi. Beberapa waktu lalu seseorang pernah bertanya perihal kecintaanku pada kopi"kenapa aku begitu memprioritaskan kopi diantara sekian banyak kebutuhan lain pada malam malamku nan kaku? " alasan nya sederhana, ia sangat jujur bagiku,ia tak malu dengan warna nya nan hitam legam itu, setiap teguk nya menyisakan pahit yang kerap mendera kerongkonganku nan tandus, sepahit rindu yang belum juga tuhan hadiahi temu.

Sebuah malam yang menjadi atap bagi aku nan tengah tertunduk dengan tengadah, bercerita pada kuasa bahwa aku harus kembali menyerah kalah oleh ketidakmungkinan yang pernah kuharap jadi sebuah kemungkinan, pernah kupaksakan menjadi sebuah kenyataan. Kembali menelan pahit sebab pernah tabah menunggu cintamu nan ambigu .untuk kesekian kalinya aku harus menyalahkan fikiranku yang selalu berkata perjuanganku itu adalah perwujudan dari rasa sayangku nan teramat besar, kembali kusesalkan ucapan hatiku yang mengejek perjuanganku nan hanya bodoh belaka, kenapa sedari dulu aku tak mempercayainya dan menganggap itu hanya cibiran belaka. Aku harus di bebani sebuah tanya "mencintaimu nan ambigu dan perjuanganku selama ini sebab terlalu sayang atau terlalu bodoh? "

Dan sekarang aku mulai menemukan jawaban atas pertanyaan yang kembali menyesakkan, aku terlalu bodoh bahkan dalam hal mencintaimu, aku selalu dikalahkan egoku yang kembali berkhianat sebab telah kau racuni dengan harap harap palsu, terlalu patuh pada pikiranku nan penipu selalu memaksaku memperjuangkan Cinta yang sedang memperjuangkan Cinta lainnya. Ku akhiri perbincangan ku malam itu dengan dengan penyesalan, tersandar di bangku tua yang berada di sisi kiri persimpangan, meresapi getir getir kehilangan bersama lamunan, menghujam takdir yang tak pernah berpihak pada kesetiaan,melangakah pulang setelah pelukan hujan mulai enggan berada di dekapan, dan angin yang bersiul mulai bisa menenangkan

Terimakasih kuucapkan pada kalian yang tetap Setia kujadikan kawan, kopi, rokok, dan untukmu sepi tanpa kau aku tak akan paham sendiri itu sunyi




Minggu, 08 Januari 2017

AKU DAN SEPENGGAL KISAH SEPI DI PENGHUJUNG DINI HARI

Seingatku beberapa tahun silam tepat pada hari rabu di bulan juni saat kau dan aku  tengah terjebak obrolan mesra di sebuah taman kota, dibawah gerimis yang tak kunjung reda.
Masih begitu terasa genggaman jemarimu nan teramat kukuh,langkah yang sedikit gemetar,sesekali tertawa sekedar menyindir cerah yang tak jua tiba.kemudian kita berhenti di sebuah bangku kayu tepat di bibir telaga,kudengar tawamu nan serak saat melihatku menggigil,kau cubit hidungku nan sedikit mancung,kau rapikan rambutku yang urakan,
Masih begitu mesra kecupanmu saat melesat di pipi kiri ku,lantas kau sandarkan kepalamu di bahuku,begitu banyak cerita yang kita tumpahkan sore itu,mulai dari keluargamu,hubungan kita,kawan kawan kita,sesekali imaji kita tentang masa depan kau dan aku kelak,tentang sepasang anak kita yang selalu kita perdebatkan,haha aku selalu kalah jika teringat hal itu,mengapa aku begitu bodoh ketika harus  melepasmu setahun yang lalu?
Beberapa jam saja untuk kita berdua sekedar bercerita dan menikmati senja sudah lebih membuat hariku begitu sempurna,dan sebelum malam menyapa kita harus bergegas menuju rumah,berpisah di sebuah persimpangan untuk menuju arah yang berbeda... Itu kisah kita beberapa tahun silam,masih kah kau sisakan sedikit ruang untuknya? Atau sudah kau ganti dengan kenangan baru yang lebih indah?
Aku rindu celotehmu kala aku berkali kali terlambat tidur,menyeruput beberapa gelas kopi sehari atau menghabiskan sebungkus rokok hingga dini hari hanya untuk merangkai sepenggal puisi untukmu
Aku ingin kembali dihadapkan dengan wajah murungmu kala kau harus kalah oleh cemburu,diam saat aku bercerita panjang lebar,atau cemberut saat aku tengah menggodamu,hal hal yang begitu sederhana tapi membuatku teramat rindu.
Beberapakali kita pernah menyalahkan takdir yang menurut kita tidak adil sebab dalam tengadah selalu ada doa doa kita yang belum terjamah.
Terkadang aku harus memaki hatiku sebab ia masih saja belum bisa menerima realita,berkali kali juga aku mencoba membohongi pikiranku agar ia tak kembali mengingatmu,namun aku selalu kalah oleh rindu.
Semoga tuhan berkenan membaca doa ku di penghujung malam tadi,doa yang amat sederhana,Berharap tuhan memberi sehari lagi untuk kita kembali menghabiskan seharian berdua,mulai dari aku menikmati seduhan kopimu bersama mentari dibawah naungan pagi,menikmati senja dengan bercerita di bangku kayu tepat beberapa meter dari bibir telaga yang kini tak lagi ceria semenjak kau dan aku tak lagi menjadi kita,hingga bait terakhir dongeng yang kau bacakan di penghujung dini hari untuk mengantarkan ku rebah bersama mimpi,kuharap kau juga memuja doa yang sama,dan semoga kelak di suatu pagi segelas teh mu dan secangkir kopi ku berada di satu meja menatap mentari yang sama dan kita bertiga dalam hangatnya tawa,kau,aku,dan ARI JUNIOR haha semoga saja
.
.
Selamat dini hari wanita yang pernah mengajarkanku arti pilu sebuah rindu,wanita yang pernah membuatku mengais kembali kenangan yang nyaris ku kikis habis,semoga bahagia selalu menyertai helaan nafasmu,Terima kasih telah memberitahu pahitnya kehilangan


Jumat, 06 Januari 2017

PADA SUATU SENJA

Pada suatu senja yang jingganya tak begitu merona,aku masih saja tertunduk dibalik bising dan angkuhnya kota,menatap lampu lampu kota yang perlahan mulai menyala,masih nampak jelas bayang semu langkah kakimu usai memutus hubungan kita,menyisakan aku dan secangkir kopi beraroma pilu,mungkin saat ini aku sedang berada pada fase yang sehancur hancurnya.

Perlahan kulihat senja mulai luntur dan digantikan rembulan redup yang sedikit temaram,sesekali gemintang menyapa seolah mencibir padaku yang tengah dibalut luka,malam semakin gelap,semakin suram,semakin sesak kurasa sebab ucapanmu barusan terngiang jelas ditelingaku,untuk kesekian kalinya aku harus dikhianati oleh ketulusan ku karena kata sesederhana "CINTA",sekarang cinta yang dahulu kita tuai dan menghadirkan bahagia tak lagi seindah repetisi kita,kau barusan menggantinya dengan derita dan nestapa.

Hiruk pikuk kebisingan kota tak lagi bersuara,Desiran lalu lalang kendaraan pun nyaris tak ada,sesekali gemercik rintik air hujan membasahi tubuhku nan tengah terisak,kota kecil ini tampak mati oleh pandanganku sesaat setelah langkah kakimu tak terdengar lagi,menyisakan aku yang baru saja kau khianati,secangkir kopi,dan beberapa batang rokok,sesekali terdengar suara jangkrik penghibur malam yang baru saja kau pecundangi.

Sesakit ini kah cinta yang tuhan hadiahkan untukku?mengapa kisahku tak seindah mereka yang seusiaku?dan teruntukmu takdir,inikah yang kau namakan balasan atas kesetiaan yang senantiasa kuhadiahkan?

Berkali kali aku menimbun senja nan suram itu dengan setumpuk hal baru,berkali kali juga ia berkunjung hanya sekedar menodai kenangan yang hampir selesai kucampakkan,dan pada akhirnya kopi lebih pantas kujadikan kawan dari pada cintamu nan penuh oleh kepalsuan,atau senandung rindu yang kau lantunkan penuh sesak oleh kekosongan.

Di sebuah senja saat aku mulai enggan menggauli cinta,di sebuah senja saat aku harus kalah telak oleh cintamu nan ambigu.Senja terakhir yang kita saksikan sebelum kebisuan kembali mendekap rinduku


Rabu, 04 Januari 2017

Untukmu

Sore tadi aku jadi pengecut paling pengecut sedunia,pasalnya tak sebait kata pun bisa kuucap,kau tampak sempurna dengan balutan hijab biru itu,gigi gingsulmu teramat mempesona,atau hidung mancung dan senyum dari wajahmu nan ranum begitu membuat pecundang ini tak berdaya,kelak jika Tuhan berkenan kuharap kita kembali dipertemukan,Andai aku sedikit lebih berani mungkin malam sunyi ini lebih meriah dengan beberapa pesan singkatmu.sayang imajiku tak seirama dengan keberanian ku bertutur dihadapanmu
.Teruntukmu perempuan berhijab biru yang ku temui di kedai buku sore tadi

MEMERDEKAKAN LUKA

 Bagaimana kabarmu setelah semua ini kita akhiri,apakah lebih baik atau justru lebih buruk?Perlahan lahan aku menanggalkan kenangan yang ter...