Minggu, 08 Januari 2017

AKU DAN SEPENGGAL KISAH SEPI DI PENGHUJUNG DINI HARI

Seingatku beberapa tahun silam tepat pada hari rabu di bulan juni saat kau dan aku  tengah terjebak obrolan mesra di sebuah taman kota, dibawah gerimis yang tak kunjung reda.
Masih begitu terasa genggaman jemarimu nan teramat kukuh,langkah yang sedikit gemetar,sesekali tertawa sekedar menyindir cerah yang tak jua tiba.kemudian kita berhenti di sebuah bangku kayu tepat di bibir telaga,kudengar tawamu nan serak saat melihatku menggigil,kau cubit hidungku nan sedikit mancung,kau rapikan rambutku yang urakan,
Masih begitu mesra kecupanmu saat melesat di pipi kiri ku,lantas kau sandarkan kepalamu di bahuku,begitu banyak cerita yang kita tumpahkan sore itu,mulai dari keluargamu,hubungan kita,kawan kawan kita,sesekali imaji kita tentang masa depan kau dan aku kelak,tentang sepasang anak kita yang selalu kita perdebatkan,haha aku selalu kalah jika teringat hal itu,mengapa aku begitu bodoh ketika harus  melepasmu setahun yang lalu?
Beberapa jam saja untuk kita berdua sekedar bercerita dan menikmati senja sudah lebih membuat hariku begitu sempurna,dan sebelum malam menyapa kita harus bergegas menuju rumah,berpisah di sebuah persimpangan untuk menuju arah yang berbeda... Itu kisah kita beberapa tahun silam,masih kah kau sisakan sedikit ruang untuknya? Atau sudah kau ganti dengan kenangan baru yang lebih indah?
Aku rindu celotehmu kala aku berkali kali terlambat tidur,menyeruput beberapa gelas kopi sehari atau menghabiskan sebungkus rokok hingga dini hari hanya untuk merangkai sepenggal puisi untukmu
Aku ingin kembali dihadapkan dengan wajah murungmu kala kau harus kalah oleh cemburu,diam saat aku bercerita panjang lebar,atau cemberut saat aku tengah menggodamu,hal hal yang begitu sederhana tapi membuatku teramat rindu.
Beberapakali kita pernah menyalahkan takdir yang menurut kita tidak adil sebab dalam tengadah selalu ada doa doa kita yang belum terjamah.
Terkadang aku harus memaki hatiku sebab ia masih saja belum bisa menerima realita,berkali kali juga aku mencoba membohongi pikiranku agar ia tak kembali mengingatmu,namun aku selalu kalah oleh rindu.
Semoga tuhan berkenan membaca doa ku di penghujung malam tadi,doa yang amat sederhana,Berharap tuhan memberi sehari lagi untuk kita kembali menghabiskan seharian berdua,mulai dari aku menikmati seduhan kopimu bersama mentari dibawah naungan pagi,menikmati senja dengan bercerita di bangku kayu tepat beberapa meter dari bibir telaga yang kini tak lagi ceria semenjak kau dan aku tak lagi menjadi kita,hingga bait terakhir dongeng yang kau bacakan di penghujung dini hari untuk mengantarkan ku rebah bersama mimpi,kuharap kau juga memuja doa yang sama,dan semoga kelak di suatu pagi segelas teh mu dan secangkir kopi ku berada di satu meja menatap mentari yang sama dan kita bertiga dalam hangatnya tawa,kau,aku,dan ARI JUNIOR haha semoga saja
.
.
Selamat dini hari wanita yang pernah mengajarkanku arti pilu sebuah rindu,wanita yang pernah membuatku mengais kembali kenangan yang nyaris ku kikis habis,semoga bahagia selalu menyertai helaan nafasmu,Terima kasih telah memberitahu pahitnya kehilangan


4 komentar:

MEMERDEKAKAN LUKA

 Bagaimana kabarmu setelah semua ini kita akhiri,apakah lebih baik atau justru lebih buruk?Perlahan lahan aku menanggalkan kenangan yang ter...