Lewat gundah malam ini aku sampaikan secarik tulisan,yang maaf belum sempat aku utarakan saat hubungan kita menemui perpisahan.Bersama dingin yang mungkin malam ini sedang mendekapmu,bersama segudang benci yang tengah kau tujukan padaku,ada sebuah hal yang ingin aku sampaikan,sekalipun tak lagi kau hiraukan.
Maaf jika dengan ambigu aku menyakitimu,namun untuk apalagi aku bertahan jika hanya menyaksikan derai air matamu?Maafkan aku yang lagi lagi ambigu.Aku tahu akhir kita tidaklah baik,toh bagaimana,aku terlanjur menyakitimu,aku terlanjur berbuat salah,aku terlanjur mengingkari kesucian yang kita berdua telah sepakati.
Semakin aku menghindar semakin besar pula ego yang harus aku lawan,aku tahu sekarang aku di matamu tak lebih baik dari seorang pecundang,berkoar koar akan indah sebuah cinta lantas menikam lewat sebuah kebohongan murahan.Lalu apa lagi yang harus aku utarakan selain maaf yang tak sempat aku ucapkan?Kau terlanjur membenciku,dan aku terlanjur menghujam diriku dengan rasa sesal yang tak lagi kau hiraukan.
Kita terlanjur hancur,kita terlanjur berantakan,kita terlanjur menemui jurang yang tak lagi bisa kita kesampingkan,entah disebabkan bosan,entah disebabkan oleh kita yang lupa cara meyakinkan hati saat raga tengah berjauhan.Sekarang semua sudah serumit ini,kau paham aku pun paham,semakin kita jalani semakin ini menjadi duri,semakin kita coba untuk melanjutkan,semakin menyakitkan pula ini semua.
Sekarang aku bukan lagi lelaki yang kau kagumi bagai dulu,namun ketahuilah,hingga detik ini bergulir kau masih menjadi wanita hebat seperti yang ku kenal 6 bulan lalu,kau masih yang terbaik,terima kasih telah pernah menghidupkan kembali cintaku yang telah lama layu,terima kasih atas semua ketulusanmu,maaf hubungan singkat kita begitu menyakitkan,maaf aku kembali membuatmu kehilangan kepercayaan.
Sekarang melangkahlah maju tanpa aku yang dahulu sempat menghalangimu,melesat lah lebih cepat,lupakan semua kesalahan yang datang di waktu tak tepat.
Aku adalah sesal yang menjadi saksi dari payau air matamu,aku adalah benci yang pernah amat kau cintai,aku adalah kesalahan masa lalu yang sempat kau bubuhi kesetiaan.
Aku adalah orang yang mengobati sayapmu nan pernah patah,namun,aku juga yang kembali mematahkannya.Kenang aku sebagai hal yang menyakitkan,dan aku akan mengenangmu sebagai sesuatu yang mengagumkan.
Sembilan hari selepas kau pergi,sembilan hari selepas kisah ini kita akhiri.
Senin, 21 Agustus 2017
Jumat, 18 Agustus 2017
Kau,Aku,dan Semua Kebohonganmu
Dua tahun lalu,saat sebingkai senyummu masuk menembus retinaku,dua tahun lalu,saat saat aku menemukanmu diantara ketidak yakinan.
Pada sebuah ketidaksengajaan,kita di pertemukan lewat sebuah hal sederhana yang sekarang menyakitkan.Aku tak pernah berfikir rasaku akan tumbuh secepat ini,aku tak pernah menduga cerita kita jadi serumit ini.Mengapa aku harus menatap senyummu pagi itu?Kenapa bukan senyum dari sosok lain?Kenapa harus KAU yang aku cintai hingga detik ini?Kenapa harus kau yang sejatinya aku cinta,menjadi amat sangat menyakitkan?
Selepas pertemuan dua tahun lalu,aku tak bisa melewatkanmu dalam khayalku barang sedetik saja,cinta yang sedari dulu mati,bagai menemukan kehidupan kedua.Aku selalu bercerita tentangmu pada senjaku,pada untaian doa ku,pada paragraf sendu yang aku tuliskan.Hingga suatu senja,kau dan aku bercerita tentang sebuah cinta.
Namun apakah kau tahu,selepas senja itu semua tentangmu jadi hal yang amat sangat menyakitkan,mengapa kau harus mencintai dia?kenapa tak coba mencintai aku?Aku bisa mencintaimu lebih dari yang dia lakukan,kau tahu,segala repetisi dan angan yang ku bangun menjulang telah hancur begitu saja,kau tahu,ternyata bergelut dengan kehampaan itu amat memilukan.
Sekarang menatap senyummu tak lagi nyaman bagai biasa,sekarang senyummu menikam diantara rongga dada yang sempat menggetarkan rasa.Aku lagi lagi tersakiti,kenapa aku tak memangkas rasa ini sedari dulu?kenapa aku tetap membiarkannya merambat memenuhi fikiranku?Apakah cinta harus selalu menyakitkan?Hingga kemudian aku tak mempercayainya,lalu ia hadir dengan wajah baru,dengan kehampaan baru,apakah demikian?
Sudahlah,tak usah lagi beri aku harapan,tak usah lagi hadir dengan kebohongan yang kau bingkis dengan kehampaan.Sekarang aku akan angkat kaki,untuk apa aku harus bermukim bersama rasa yang tak diinginkan,untuk apa aku harus selalu mengikuti kata hati yang mengarah kepada ilusi?Jangan risau akan aku,sedikit kebohongan ini sudah bisa ku jadikan bekal,jangan lagi kau tanya aku hendak kemana,aku akan pergi kemanapun,dan hatimu tak lagi jadi tujuan.
Terima kasih untuk pahit yang kau balaskan pada ketulusan yang setiap hari aku kirimkan,berbahagialah,tertawalah di poros sana,biar aku menepi.
Sebelum tulisan ini ku akhiri,aku ingin menanyakan satu hal,dan kapanpun kau membaca tulisanku,kuharap kau bisa temukan jawabannya,KENAPA KAU HARUS PURA PURA MENCINTAI AKU? Apakah menurutmu itu bisa jadi solusi?jika memang tak cinta ungkapkan saja,jangan biarkan orang yang mencintaimu bergembira diatas kehampaan,sebab apa?lebih baik jujur dan menyakitkan,daripada harus pura pura membahagiakan dengan kebohongan,lalu pergi bersama ke egoisan.
Aku tahu,tak semua yang kita ingin bisa kita dapatkan,tapi apakah semesta cukup adil,membalas ketulusan dengan sebuah kebohongan? Harus berapa kali lagi aku berlabuh pada cinta yang salah sebelum di berhentikan pada cinta yang sesungguhnya?
-KAU HARUS TAHU SATU HAL,APA SAJA YANG BERLATARKAN KEBOHONGAN AKAN TETAP MENYAKITKAN,SEKALIPUN KAU BINGKIS IA DENGAN BERLIAN-
Untuk sebuah cinta yang tak diinginkan,untuk sebuah bahagia semu yang kau torehkan.
Malam ini,dibawah hujan air mata,aku menulismu.
Pada sebuah ketidaksengajaan,kita di pertemukan lewat sebuah hal sederhana yang sekarang menyakitkan.Aku tak pernah berfikir rasaku akan tumbuh secepat ini,aku tak pernah menduga cerita kita jadi serumit ini.Mengapa aku harus menatap senyummu pagi itu?Kenapa bukan senyum dari sosok lain?Kenapa harus KAU yang aku cintai hingga detik ini?Kenapa harus kau yang sejatinya aku cinta,menjadi amat sangat menyakitkan?
Selepas pertemuan dua tahun lalu,aku tak bisa melewatkanmu dalam khayalku barang sedetik saja,cinta yang sedari dulu mati,bagai menemukan kehidupan kedua.Aku selalu bercerita tentangmu pada senjaku,pada untaian doa ku,pada paragraf sendu yang aku tuliskan.Hingga suatu senja,kau dan aku bercerita tentang sebuah cinta.
Namun apakah kau tahu,selepas senja itu semua tentangmu jadi hal yang amat sangat menyakitkan,mengapa kau harus mencintai dia?kenapa tak coba mencintai aku?Aku bisa mencintaimu lebih dari yang dia lakukan,kau tahu,segala repetisi dan angan yang ku bangun menjulang telah hancur begitu saja,kau tahu,ternyata bergelut dengan kehampaan itu amat memilukan.
Sekarang menatap senyummu tak lagi nyaman bagai biasa,sekarang senyummu menikam diantara rongga dada yang sempat menggetarkan rasa.Aku lagi lagi tersakiti,kenapa aku tak memangkas rasa ini sedari dulu?kenapa aku tetap membiarkannya merambat memenuhi fikiranku?Apakah cinta harus selalu menyakitkan?Hingga kemudian aku tak mempercayainya,lalu ia hadir dengan wajah baru,dengan kehampaan baru,apakah demikian?
Sudahlah,tak usah lagi beri aku harapan,tak usah lagi hadir dengan kebohongan yang kau bingkis dengan kehampaan.Sekarang aku akan angkat kaki,untuk apa aku harus bermukim bersama rasa yang tak diinginkan,untuk apa aku harus selalu mengikuti kata hati yang mengarah kepada ilusi?Jangan risau akan aku,sedikit kebohongan ini sudah bisa ku jadikan bekal,jangan lagi kau tanya aku hendak kemana,aku akan pergi kemanapun,dan hatimu tak lagi jadi tujuan.
Terima kasih untuk pahit yang kau balaskan pada ketulusan yang setiap hari aku kirimkan,berbahagialah,tertawalah di poros sana,biar aku menepi.
Sebelum tulisan ini ku akhiri,aku ingin menanyakan satu hal,dan kapanpun kau membaca tulisanku,kuharap kau bisa temukan jawabannya,KENAPA KAU HARUS PURA PURA MENCINTAI AKU? Apakah menurutmu itu bisa jadi solusi?jika memang tak cinta ungkapkan saja,jangan biarkan orang yang mencintaimu bergembira diatas kehampaan,sebab apa?lebih baik jujur dan menyakitkan,daripada harus pura pura membahagiakan dengan kebohongan,lalu pergi bersama ke egoisan.
Aku tahu,tak semua yang kita ingin bisa kita dapatkan,tapi apakah semesta cukup adil,membalas ketulusan dengan sebuah kebohongan? Harus berapa kali lagi aku berlabuh pada cinta yang salah sebelum di berhentikan pada cinta yang sesungguhnya?
-KAU HARUS TAHU SATU HAL,APA SAJA YANG BERLATARKAN KEBOHONGAN AKAN TETAP MENYAKITKAN,SEKALIPUN KAU BINGKIS IA DENGAN BERLIAN-
Untuk sebuah cinta yang tak diinginkan,untuk sebuah bahagia semu yang kau torehkan.
Malam ini,dibawah hujan air mata,aku menulismu.
Jumat, 04 Agustus 2017
SELEMBAR JANJI BARU
Sebelumnya aku pernah berucap janji,aku pernah amat sangat meyakinkanmu,aku menuai repetisi akan indah indah yang akan kau dapat jika saja kau berkenan mengizinkanku mengisi hatimu,aku tahu kau percaya,aku tahu kau tak akan berlebihan mencurigaiku,aku tahu itu.
Ternyata aku terlalu bodoh,aku terlalu merasa berkuasa bisa bermain main di atas seluruh rasa percaya,aku dengan mudahnya menggadaikan ketulusanmu mencintaiku dengan hal hal yang bodoh,apakah aku tak pernah berfikir,setiap tindakan akan menerima resiko yang sepadan?Atau aku terlalu egois berusaha menggantimu lantaran bosan tengah mengacaukan hubungan kita?
Lewat tulisan ini kuucapkan maaf,maaf aku pernah menyakitimu lewat sebuah ketidaksetiaan,padahal aku tahu cinta bukan apa apa tanpa kesetiaan.Toh bagaimana,aku telah kehilangan kepercayaanmu,aku telah meruntuhkan pandanganmu terhadapku,dahulu ku kira aku adalah pemenang,aku bisa berkuasa di dua hati wanita tanpa diketahui keduanya.Apakah ada euforia kemenangan pada sebuah kehilangan?Apakah aku harus mendengar isakmu sebelum kau benar benar ditelan waktu,lantas diam tak berdesis?
Di keheningan malam lalu aku sempat berbisik pelan pada sepi,aku bertanya pada batinku yang harus meringis menahan segala ketakutan,ribuan sesal bahkan tanpa dikomando menggerumuni hatiku,apakah aku akan kehilanganmu saat kepercayaanmu tak lagi utuh milikku?Kepalaku dipenuhi akibat terburuk semisal kehilanganmu,tuhan kenapa aku harus menyakiti wanita yang bahkan pernah kujanjikan tak akan menuai luka,saat ia bersamaku?
Saat semua nyaris berakhir,segumpal takdir mendekap pikiranmu,rasa takut akan kehilangan mulai berkobar di sanubarimu,kau bahkan masih memberiku kesempatan kedua,kau tak lagi mempermasalahkan ini semua,yang lalu biarlah berlalu,mari kita ciptakan sekarang dan esok yang lebih baik,kau memberi respon yang bertolak belakang dengan semua ketakutanku.
Entah rasa bahagia yang bercampur haru,entah rasa bersalah dengan selembar janji baru,aku tak tahu pasti,malam itu,wajah semuku mendadak berbinar,senyum yang sedari tadi tenggelam,mulai mencuat,merekah bersamaan dengan harapan yang tak lagi musnah.Malam ini cerah,aku tertawa bersama keberuntungan yang tampak lelah.
Lewat tulisan ini juga aku sampaikan terima kasih,terima kasih kau masih berkenan memberi kesempatan kedua,kau masih mengizinkan aku memperbaiki kesalahan kesalahanku di masa kelam itu,apakah aku masih benar benar pantas mencintaimu,setelah semua ini amat menyakitkan bagimu?Apapun itu sekarang aku akan berusaha tak lagi ambigu,kau tak perlu menabur curiga,aku akan menjaga ini semua,tak ku biarkan lagi kesempatan yang sama ini sirna,hanya karena aku tak memiliki kesetiaan (sepertimu).
Tetaplah mencintaiku bagai dulu,kita hapus semua kisah pahit ini berdua,aku bangga kisah kita bisa setangguh ini,aku beruntung memilihmu yang seperti ini,jangan pernah berhenti membenahi pria ini,maaf aku pernah menyakitimu,maaf untuk sebuah janji yang aku ingkari,terima kasih sayang,terima kasih untuk kesempatan yang sama pada kali kedua,AKU MENCINTAIMU-
Ternyata aku terlalu bodoh,aku terlalu merasa berkuasa bisa bermain main di atas seluruh rasa percaya,aku dengan mudahnya menggadaikan ketulusanmu mencintaiku dengan hal hal yang bodoh,apakah aku tak pernah berfikir,setiap tindakan akan menerima resiko yang sepadan?Atau aku terlalu egois berusaha menggantimu lantaran bosan tengah mengacaukan hubungan kita?
Lewat tulisan ini kuucapkan maaf,maaf aku pernah menyakitimu lewat sebuah ketidaksetiaan,padahal aku tahu cinta bukan apa apa tanpa kesetiaan.Toh bagaimana,aku telah kehilangan kepercayaanmu,aku telah meruntuhkan pandanganmu terhadapku,dahulu ku kira aku adalah pemenang,aku bisa berkuasa di dua hati wanita tanpa diketahui keduanya.Apakah ada euforia kemenangan pada sebuah kehilangan?Apakah aku harus mendengar isakmu sebelum kau benar benar ditelan waktu,lantas diam tak berdesis?
Di keheningan malam lalu aku sempat berbisik pelan pada sepi,aku bertanya pada batinku yang harus meringis menahan segala ketakutan,ribuan sesal bahkan tanpa dikomando menggerumuni hatiku,apakah aku akan kehilanganmu saat kepercayaanmu tak lagi utuh milikku?Kepalaku dipenuhi akibat terburuk semisal kehilanganmu,tuhan kenapa aku harus menyakiti wanita yang bahkan pernah kujanjikan tak akan menuai luka,saat ia bersamaku?
Saat semua nyaris berakhir,segumpal takdir mendekap pikiranmu,rasa takut akan kehilangan mulai berkobar di sanubarimu,kau bahkan masih memberiku kesempatan kedua,kau tak lagi mempermasalahkan ini semua,yang lalu biarlah berlalu,mari kita ciptakan sekarang dan esok yang lebih baik,kau memberi respon yang bertolak belakang dengan semua ketakutanku.
Entah rasa bahagia yang bercampur haru,entah rasa bersalah dengan selembar janji baru,aku tak tahu pasti,malam itu,wajah semuku mendadak berbinar,senyum yang sedari tadi tenggelam,mulai mencuat,merekah bersamaan dengan harapan yang tak lagi musnah.Malam ini cerah,aku tertawa bersama keberuntungan yang tampak lelah.
Lewat tulisan ini juga aku sampaikan terima kasih,terima kasih kau masih berkenan memberi kesempatan kedua,kau masih mengizinkan aku memperbaiki kesalahan kesalahanku di masa kelam itu,apakah aku masih benar benar pantas mencintaimu,setelah semua ini amat menyakitkan bagimu?Apapun itu sekarang aku akan berusaha tak lagi ambigu,kau tak perlu menabur curiga,aku akan menjaga ini semua,tak ku biarkan lagi kesempatan yang sama ini sirna,hanya karena aku tak memiliki kesetiaan (sepertimu).
Tetaplah mencintaiku bagai dulu,kita hapus semua kisah pahit ini berdua,aku bangga kisah kita bisa setangguh ini,aku beruntung memilihmu yang seperti ini,jangan pernah berhenti membenahi pria ini,maaf aku pernah menyakitimu,maaf untuk sebuah janji yang aku ingkari,terima kasih sayang,terima kasih untuk kesempatan yang sama pada kali kedua,AKU MENCINTAIMU-
LEWAT SEPENGGAL TULISAN DI ATAS AKU HARAP KALIAN BISA LEBIH MAHIR MENJAGA KESETIAAN,KITA BISA SAJA MENDAPAT KESEMPATAN YANG SAMA PADA KALI KEDUA,TAPI BUKANKAH ITU TAK LAGI SEINDAH SAAT PERTAMA?MEMANG SEMUA AKAN TAMPAK MENYENANGKAN UNTUK MENGUSIR BOSAN,TAPI BUKANKAH KESETIAAN DAN KETULUSAN TAK AKAN MENODAI KESUCIAN CINTA DENGAN KEEGOISAN?BUKANKAH HANYA SEORANG BAJINGAN YANG MEMILIH AMBIGU? SEBELUM SEMUA YANG KAU MILIKI HILANG ATAS SIKAPMU,KUHARAP KAU BISA MENJAGANYA.BUKANKAH MEMENANGKAN SEBUAH KEBOHONGAN TAK BERARTI SAMA SEKALI?BUKANKAH TERSENYUM BANGGA DIATAS JANJI YANG KAU INGKARI ITU HAMPA? -SEBUAH HUBUNGAN TAK AKAN INDAH TANPA KESETIAAN-
Langganan:
Postingan (Atom)
MEMERDEKAKAN LUKA
Bagaimana kabarmu setelah semua ini kita akhiri,apakah lebih baik atau justru lebih buruk?Perlahan lahan aku menanggalkan kenangan yang ter...
-
Pada fase fase tertentu di hidupmu,saat kau merasa cinta tak lagi memilihmu,saat kau merasa tak ada lagi yang pantas kau perjuangkan,saat ka...
-
Sore tadi aku jadi pengecut paling pengecut sedunia,pasalnya tak sebait kata pun bisa kuucap,kau tampak sempurna dengan balutan hijab biru i...
-
Seingatku beberapa tahun silam tepat pada hari rabu di bulan juni saat kau dan aku tengah terjebak obrolan mesra di sebuah taman kota, diba...