Jumat, 31 Maret 2017

NOVEMBER

Fikiranku mulai merambat menyusuri senja yang tampak kusut,kau masih menjadi tema yang memaksa aku kembali mengeja bait bait sendu sejenis rindu,bayang senyummu masih yang terbaik bahkan saat dunia memilih munafik.
   Bagaimana senja mu di belahan sana?Apakah masih seindah yang sering kau ceritakan?Atau justru kusam seperti aku nan tengah terhujam,bersama lirik cinta yang tengah ku pendam?
    Seberapa jauh aku harus berpetualang, agar bisa lupa bahwa kau bukan lagi rumah tempat ku pulang?Seberapa lama aku harus tertidur sembari berharap ini hanya mimpi?Seberapa pintar aku harus merangkai senyum, agar sekitar tak paham aku tengah tenggelam?Apakah tidak terlalu buruk jika aku melupakanmu?Apakah tak terlalu bodoh aku menantimu?Sekarang aku kehilangan segenap bahagia,semesta ku kini berlabuh pada poros lainnya.
  Penghujung November lalu,saat bias wajah mu tak lagi milikmu,empat bulan lalu,saat aku harus berucap aku ikhlas melepasmu,berucap akan hal yang bertolak belakang dengan hatiku.Ku tanggalkan perasaan penuh cinta yang pernah aku kenakan,berlari kemanapun aku bisa,pergi sejauh apapun aku mampu,terisak di penghujung malam yang mulai diam.Aku harus bungkam akan apapun yang terkait denganmu,ku buang rasa sayang itu bersama rembulan yang menggantung di langit kelam.
  Aku harus membiasakan diri dengan hati yang cemburu,aku harus menata kembali hati yang lagi lagi terhempas,aku harus bisa lepas dari semu bayangmu,aku harus bisa mendamaikan sendiri hati dan fikiranku kala ia mulai kembali menujumu lewat rindu,dekapanmu bukan lagi milikku sayang,jemarimu bukan lagi tempat jemariku menggenggam,sudah ada dia,dia yang sekarang harus kau bahagiakan atas dasar apapun itu.Dia yang telah mencuri segenap bahagiaku.
  Aku mulai menyusuri kisah silam,saat kau berkata kau harus memilih dia yang merupakan pilihan almarhum ayahmu,tak satupun kata yang dapat kuucap selain kata -semoga kau bahagia dengan pilihan ayahmu-, aku tau ini teramat berat untuk aku atau kita,toh aku bisa apa?selain memuja doa,berbulan bulan kebersamaan kita harus musnah sekejap mata,kau usap air mata ku sembari berkata "Kau akan tetap menjadi yang terbaik sejauh yang aku temukan".Itu tak akan menenangkan aku yang tengah diguncang perpisahan,aku yang tengah porak poranda oleh sebuah kehilangan.
   Empat bulan sudah berlalu,kau tengah menata hari baru bersama nya,dan aku masih saja murung,menatap sinis keluar jendela kamar,berharap kau kembali datang dengan kejutan,meski itu tak akan lagi menjadi kenyataan.Apakah aku sudah ikhlas melepasmu?amat sangat belum ikhlas,toh bagaimana jika polemik kita sudah seburuk ini?aku pun tak tau harus berbuat apa lagi.Aku tak akan memaksamu kembali pulang sayang,semoga ia bisa menenangkanmu dengan caranya,jangan risau soal aku,sepenggal kisah indah kita masih dapat melepaskan ku dari belenggu rindu.
  Akan ada aku yang selalu menantimu sekalipun kau tak akan kembali,akan ada aku yang selalu mencintaimu meskipun kau mencintainya,akan ada aku yang selalu mendoakanmu bahkan saat kau berfikir aku telah berlalu,akan ada aku yang selalu menyisir sisa kenangan berharap kau merasakannya,akan ada kau dalam setiap bunga mimpiku,akan selalu ada kau yang aku rindu,akan selalu ada kau dalam setiap helaan nafas ku,meski tak berbalas tapi akan tetap begini,aku akan tetap seperti janji yang pernah kuucap di penghujung senja dulu,saat kau dan aku berdampingan di ketinggian sana.Mencintai kadang seburuk itu sayang.
.
.
  -Bukankah kehilangan merupakan sebuah langkah pendewasaan?Mendewasakan luka agar ia bisa kembali menjadi bahagia seperti sedia kala,Bukankah kepergian hanya sebuah latihan keikhlasan?ikhlas melepas hal yang sejatinya memang bukan milik kita,Lalu apa yang harus menjadikan kita takut akan dua hal itu?Apa yang menjadi dasar kita membenci sebuah perpisahan,kehilangan,kepergian?Bukankah tiga hal itu akan tetap hadir dalam sebuah pertemuan?bahkan dengan cara apapun kita menghindarinya-
   -Mengapa kita harus munafik?Berpura pura melupakan yang sebenarnya belum sanggup kita lupakan?Apakah itu tidak terlalu buruk?Mengapa kita harus menghujam kenangan,jika kita diam diam tetap mengungkitnya?Mengapa harus membenci mantan?Mengapa harus membenci takdir?Mengapa harus membenci waktu?Apakah hanya karena kalian menilai sisi buruknya saja?Berhentilah egois,berhenti memandang sesuatu dari satu sisi,bukankah itu semua juga pernah membahagiakan?-
.
-TAK ADA YANG SALAH DENGAN CARA APAPUN SESEORANG MENYIKAPI PERPISAHAN,TAK AKAN TERLIHAT BODOH JIKA KALIAN TETAP BERTAHAN,TAK AKAN LEBIH BAIK JIKA KALIAN BERPURA PURA LEPAS DAN MELUPAKAN,BUKANKAH HATI PUNYA CARA TERSENDIRI MENDAMAIKAN LUKA?-
  -TAK ADA CINTA YANG SALAH,YANG SALAH HANYA CARA PANDANG KITA-
.
.
SELAMAT MALAM,SEMOGA TULISANKU MENENANGKAN.
.
.-UNTUK SEORANG WANITA YANG TENGAH BERJUANG MELUPAKAN,JANGAN RISIH SEBAB JIKA KAU ADALAH RUMAH NYA SEJAUH APAPUN IA PERGI KAU AKAN TETAP MENJADI TEMPAT TERBAIK UNTUK KEPULANGAN NYA.

Rabu, 29 Maret 2017

HANYA SEBUAH RASA BUKAN LAGI HARAPAN

Dari sebuah imaji pada malam yang kian suram,rindu sesekali memekik memecah diam.Doa doa mulai bertebaran,melebur dan mulai bergaul dengan jiwa nan sepi,harap tak lagi bersarang pada gelap,kabut menyingsing rembulan,menyisakan aku yang semakin kalut.
   Ada rasa yang ku kira tak lagi bermakna,ada cinta yang ku kira tak lagi pantas bernaung disana,ada takut akan kehilangan,ada sabar yang mulai menemui batasan.Jenuh kian mendominasi,berpadu dengan fikiran nan mulai gemuruh.Gemintang menatap sayup,riuh menuntun menyusuri keraguan,merambat diantara bimbang pada sebuah ketidak pastian.
   Berapa lama lagi aku harus bertahan untuk sebuah kepastian?Berapa banyak bahagia lagi yang harus aku korban kan sekedar menantimu yang di buai keegoisan?Seberapa pahit lagi aku harus menelan arti sebuah sabar?Butuh berapa sakit lagi yang aku hadapi agar aku bermakna?
   Ada sebuah fase terakhir dalam hal mencintai,saat dimana kita akan dijadikan labuhan,atau hanya sekedar persinggahan.Ada jenuh dalam kata sesederhana PENANTIAN,ada pengorbanan dalam kata PERJUANGAN,mengorbankan mereka mereka yang tengah bernaung,atau tengah menambatkan segenap cinta mereka,hanya karena keserakahan kita,hanya karena harap harap kita yang berlebihan,hanya karena kita yang tidak mementingakan mereka yang memprioritaskan,sebab sibuk dengan dia yang tampak mengacuhkan.
   Sebuah cinta hanya akan menjadi secarik cerita,entah cerita bahagia atau cerita duka sebab cinta tak berbalas.Mencintai dan dicintai adalah dua hal yang kita ingin sekaligus dalam cinta,lalu bagaimana jika kita hanya punya salah satu dari mereka?bagaimana jika kita merasa cinta kita tak berbalas?
   Pada fase dimana kita merasa dicintai (di masa PDKT),kita merasa seperti dibutuhkan,kita di prioritaskan,namun apa realitanya?kita tak demikian dimata orang yang kita perjuangkan (Gebetan),kita bukan yang utama,kita tak lebih baik dari pelarian.Kita terlalu buyar akan nyaman nyaman yang bersifat semu,tak ada yang merangkak maju pada pendekatan kita,kita hanya berpacu pada gerak monoton,menatap angkuh dunia sambil sesekali tertawa.
  Aku paham betul rasanya cinta tak berbalas,aku amat mengerti akan perjuangan yang tak di hargai,aku tau detail akan sebuah harapan yang tak diharapkan.Lalu apa yang semestinya kita lakukan jika kita mulai jatuh cinta?Apa yang kita lakukan jika kita tak ingin cinta itu menyakitkan?Sederhana saja,bukankah bahagia dan duka adalah sepaket dalam sebuah cinta? kita tak bisa mengelak akan itu meskipun kita harus munafik,mungkin munafik dapat sedikit menenangkan,tapi kita bukan pemenang,kita hanya seorang pecundang.
  Jika kelak kalian mulai menabur benih jenis cinta,berhenti akan harap harap akan hasil yang menakjubkan,sederhanakan sebatas rasa jangan lagi sebatas harapan,itu akan lebih baik untuk sekedar menghindarkan kita dari sebuah kepalsuan akan percintaan.Apakah kita tidak boleh optimis?Aku tak menyuruh kalian pesimis,aku hanya ingin kalian berhenti,berhenti terlalu yakin dengan hal yang belum pasti meyakinkan.Jangan lagi merasa yang utama tapi berusaha menjadi yang bermakna,kita tak akan bisa lepas dari sebuah kata CINTA,tapi kita diberi kebebasan memilih cinta,memilih mana yang patut diperjuangkan,mana yang pantas di campakkan.
  Berhati hatilah dalam cinta,sebab semua cinta nampak menyenangkan, meski ada luka yang tersemat disana.Kita yang akan menentukan langkah kita sendiri,apakah kita berarti,atau kita sebatas pelengkap dalam sepi.
  .
.
  -Berhenti terlalu yakin (Jangan BAPER),berhenti terlalu berlebihan (LEBAY),cinta tak butuh itu semua,cinta butuh pembuktian,bukan cuma sebuah ungkapan,cinta butuh sebuah keadilan,bukan perjuangan dari sebelah pihak,cinta tak butuh keegoisan,cinta butuh repetisi agar kelak bisa di realisasi,dan cinta tak seperti sinema yang selalu berakhiran bahagia,sebagian cinta malah menyisakkan nestapa yang tetap bersarang,meski kalian usir milyaran kali,meski kalian kikis habis setiap hari,cinta kalian urusan kalian,cinta kalian pilihan kalian,kalian yang memilih,kalian yang menentukan,kalian yang menjalani,kukira cinta juga bagian dari sebuah HAK ASASI,DIMANA KITA PUNYA KEBEBASAN MUTLAK AKAN NYA(CINTA)-
.
.
TERKADANG HARAPAN HANYA AKAN MENJERUMUSKAN KITA PADA JURANG JURANG PENGKHIANATAN,HARAPAN TERKADANG TERLALU MENJADIKAN SESEORANG BODOH,HARAPAN TERLALU MEMBUYARKAN,SEDANGKAN RASA BISA LEBIH SEDERHANA,RASA BISA LEBIH DEWASA.SEBAGIAN HARAPAN HANYA AKAN MENJADIKAN YANG DICINTA DILANDA KEEGOISAN DAN MULAI MENGENYAMPINGKAN KITA YANG DIKIRA BERLEBIHAN,DIKUBUR AKAN SEMUA HARAPAN YANG KITA TANAM.
TEGUK KOPI KALIAN SEKALI LAGI,BACA TULISAN KU BERKALI KALI,SEMOGA KALIAN BISA TERSELAMATKAN DARI CINTA CINTA YANG SESAT,SEMOGA KALIAN TAK LAGI DI KERUMUSKAN HARAPAN KALIAN.
.
.
.
MAAF JARANG MENULIS,RENTETAN UJIAN TERLALU MEMUSINGKAN KEPALA SEORANG MANUSIA INI.

Jumat, 17 Maret 2017

SERANGKAIAN REPETISI

   Selamat malam wanita dengan retina hitam tempat segenap bahagiaku bersemayam,Apa kabarmu?Apakah kau pernah mengingatku meskipun selintas lalu?Pernahkah aku pernah menjelma dalam mimpimu,walau sedetik?Pernahkah aku terseret ke dalam doa mu meski hanya sebait?Pernahkah bayangku berjalan bersamamu walaupun hanya selangkah?Pernahkah aku menjadi sebab merekahnya senyummu?
   Beberapa hari tanpa pesan singkatmu ternyata cukup membosankan,aku harus berkali-kali mencoba melepas ikatan kerinduan yang melilit fikiran.Sekarang kuminta berjanjilah untuk tidak kembali hilang walau semenit.Sebab ku kira kau adalah labuhan terbaik sepanjang pengembaraanku.Kau adalah sebaik-baik rumah tempat ternyaman untuk aku pulang.Kau semesta ku.Kau bait bait penuh arti pada setiap paragraf tulisanku.Kau adalah wanita yang beberapa hari lalu beranjak sejenak dari sisiku.
Boleh kah aku berkata aku menyayangimu,meski kau tak akan merasa hal yang sama secepat itu?Izinkan aku berkata aku akan jadi pendamping selama yang kau mau,meski hatimu belum bisa menjawab itu?Bolehkah aku berhayal tentang kita,meski kau memilih berbeda?Bolehkah itu semua ku lakukan?
   Malam ini aku menulismu,sembari menanti balasan pesan darimu.Dibawah naungan langit mendung,disaksikan rembulan yang bersinar redup,berhati-hati agar tak di intip gemintang yang bersembunyi dibalik kabut,tak terlihat meski ku tatap ke ujung gelap.Malam ini juga riuh angin kembali ber irama,kopiku nampak tertawa,melihat aku yang tersenyum membaca detail balasan pesanmu,aku tak ingin melewatkan satu kata pun.Aku ingin bersorak bahagia oleh pesanmu yang berisi "AKU JUGA" balasan pesanku sebelumnya yang berucap "AKU RINDU".Sederhana tapi begitu bermakna.
   Apakah aku terlalu berlebihan (lebay)?ku kira tidak,sebab  kalian tentu juga pernah merasa hal sama saat jatuh cinta.Sekarang aku mulai mengenyampingkan hal terburuk yang mungkin saja sewaktu-waktu datang,semisal cinta yang tak berbalas,atau saja aku harus mendapat hasil tersial sejenis ditinggalkan.Kukira aku siap akan semua konsekuensinya.
   Berawal dari perkenalan sederhana, aku mengenalmu,putaran waktu kita habiskan dengan obrolan singkat (katamu).Malam demi malam,pagi menuju pagi,senja pada senja berikutnya.Bahkan sekarang obrolanmu mulai menjadi candu yang membuyarkan ku.Segudang candaan,terkadang repetisi masa depan,sesederhana rumah kita di punggung bukit kelak,aku menulis sembari kau menyeduh kopi,halaman nya luas dengan mawar biru yang kau tanam,ayunan dari ban bekas untuk sepasang anak kita.Kita yang bercerita di anak sungai,berteduh dibawah pohon jambu,menatap senja yang menyapu wajahmu di puncak bukit,mengintip fajar lewat jendela,atau apapun itu intinya kita berdua.
 .
 -TERKADANG KITA TERLALU DI BUAI OLEH KATA "CINTA",TERKADANG KITA TERLALU BAHAGIA OLEH PERASAAN "JATUH CINTA".HINGGA KITA SEJENAK MELUPAKAN LUKA YANG ESOK ATAU LUSA BISA SAJA BERTANDANG,TERLALU BANGGA AKAN HAL YANG BELUM KITA MILIKI SEUTUHNYA,TERLALU BER ANGAN DENGAN SEBUAH RASA YANG KITA SEBUT "KENYAMANAN".TERKADANG FIKIRAN TERLALU CEPAT MENGAMBIL KEPUTUSAN TANPA MENUNGGU HATI MEMANTAPKAN-
.
- UNTUK WANITA YANG SEKARANG KU CINTA,UNTUK SERANGKAIAN REPETISI INDAH YANG PERNAH KITA TATA,UNTUK KAU YANG AKU SEDERHANAKAN LEWAT KATA SEMOGA PADA PENGHUJUNG DOA,AKU HANYA INGIN BERHARAP SATU HAL,DAN HANYA INGIN MEMINTA SATU HAL.KUHARAP KAU TAK LAGI MENYAKITKAN SEPERTI KISAH SEBELUMNYA,DAN KU MINTA PADA KUASA AGAR SEMUA REPETISI KITA BISA MENJADI REALITA -

.

MEMERDEKAKAN LUKA

 Bagaimana kabarmu setelah semua ini kita akhiri,apakah lebih baik atau justru lebih buruk?Perlahan lahan aku menanggalkan kenangan yang ter...