Malam itu,saat rembulan sayup di sudut langit menatapku,malam itu,saat gemintang samar samar mengintip dibalik tirai langit hitam.Rintik gerimis tadi masih berderu sesekali saat menyentuh lantai,angin semakin riuh,berlari tak tau arah,kebingungan tanpa tau hal apa yang ia bingungkan.Malam itu saat pikiranku kembali menjurus kepada kenangan,malam itu saat aku kembali di pukul pilu.
Tangisku memecah hening,gelap makin berduka,mendung menyingsing purnama,aku terpukul jatuh,kisah silam kembali mencuat ke permukaan,kisah yang ku kira telah berhasil aku lupakan.Ini menyakitkan,sebab ungkapan seseorang yang dulu menenangkan,ternyata hanya distorsi belaka.
Pernahkah kau merasa cinta adalah sebuah kesalahan?Pernahkah kau mencintai sebuah kebohongan,bahkan berlarut larut?Pernahkah kau hancur saat sedang cinta secinta cintanya?Pernahkah kau terkubur harapan yang berlebihan?Pernahkah kau berfikir hendak membenci sebuah cinta,hanya karena ia menyakitkan?Ini amat memilukan,bahkan saat ini ku kira aku salah memilih kau di masa silam.
Aku kembali berada pada fase dimana kita berdua sedang larut dalam sebuah cinta,di ketinggian sana,di dalam tenda.Kita terjebak perbincangan akan hubungan kita yang tak jelas,aku bertanya "APAKAH KAU BENAR MENCINTAIKU?" "TENTU SAJA IYA"bisikmu pelan,aku tersenyum simpul mendengar ucapmu, "APAKAH KAU AKAN TETAP MENCINTAI PRIA MISKIN INI JIKA SAJA ADA DIA YANG LEBIH KAYA?" sejenak kau terdiam,kutatap dalam dalam sepasang bola matamu,"BAGIKU CINTA BUKAN SOAL HARTA,DAN AKU AKAN MENCINTAIMU TANPA SEBAB,KAU ADALAH DEFINISI KENYAMANAN" itu jawabmu sembari mencium pipi kanan ku,jelas saja aku tenang mendengar jawabmu,kusingkirkan debar debar kehilangan,ku buang jauh jauh sebongkah kecemburuan.
Tak bertahan lama kebahagiaan semu yang pernah kau torehkan,beberapa minggu saja dan kemudian aku harus kembali menelan pahit sendirian,ekspektasi ku melemah,jiwaku ciut,fikirku harus kembali terbeban oleh sebuah kebohongan,kutatap sayu jejakmu yang barusan berlalu,kau tak sendirian,bersama pria,dan kau tampak hanyut dalam kebahagiaan,nyaris ribuan sajak romantis kau dustakan,hanya karena ia menjanjikanmu kemewahan.
Polemik kembali mencuat,aku kembali memanen sakit atas benih kesetiaan yang ku tanamkan.Sudahlah sudah jika itu tetang kebahagiaanmu aku akan belajar merelakan,tak semudah kau melupakan,namun perlahan ini akan ku kikis habis dalam ingatan.Semoga bahagia,semoga bertahan lama,semoga tak menyakitkan,sudah,itu saja doaku dipenghujung malam nan makin menyakitkan.
Terima kasih atas kerelaanmu menunjukkan siapa dirimu sebenarnya,terima kasih telah meyakinkan kau tak pantas dipertahankan.Maafkan aku atas masa silam,atas semua harap yang pernah kugantungkan,atas semua cinta yang pernah ku ucapkan,atas semua rindu yang sering ku jabarkan,atas segala rasa yang pernah ku sederhanakan,maaf atas itu semua.
-RAWAT BAHAGIAMU SELAGI AKU MENGASINGKAN DIRI DENGAN TULISANKU-
-KITA BEBAS MERAYAKAN SEBUAH HUBUNGAN,ENTAH DENGAN CARA MENGUMBAR ATAU MEMENDAM,DAN KITA JUGA BEBAS MENYIKAPI SEBUAH KEPERGIAN,DAN KU KIRA MENULIS SEMBARI BELAJAR MENGIKHLASKAN ADALAH CARA TERBAIK AKAN ITU SEMUA-
-BERHATI HATILAH AKAN UCAPAN MANIS DALAM MASA PENDEKATAN,BUKANKAH SALES AKAN MEYAKINKAN PELANGGAN AGAR MEMBELI PRODUK YANG SEDANG IA DAGANGKAN?-
Langganan:
Postingan (Atom)
MEMERDEKAKAN LUKA
Bagaimana kabarmu setelah semua ini kita akhiri,apakah lebih baik atau justru lebih buruk?Perlahan lahan aku menanggalkan kenangan yang ter...
-
Pada fase fase tertentu di hidupmu,saat kau merasa cinta tak lagi memilihmu,saat kau merasa tak ada lagi yang pantas kau perjuangkan,saat ka...
-
Sore tadi aku jadi pengecut paling pengecut sedunia,pasalnya tak sebait kata pun bisa kuucap,kau tampak sempurna dengan balutan hijab biru i...
-
Seingatku beberapa tahun silam tepat pada hari rabu di bulan juni saat kau dan aku tengah terjebak obrolan mesra di sebuah taman kota, diba...